Pertamina Beberkan Pemicu Antrean Panjang Kendaraan di Sejumlah SPBU Padang
Pjs. Unit Pjs. Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I, Nurhidayanto, menjelaskan, antrean panjang itu karena lonjakan pembelian bahan bakar solar. Hal ini terjadi usai pemerintah daerah membuka kembali akses angkutan untuk bisa masuk ke Sumatera Barat setelah dibatasi saat periode Idul Fitri lalu.
Kendati ada antrean mengular, ia memastikan saat ini penyaluran bahan bakar jenis solar bersubsidi di Padang relatif normal dengan rata-rata 220 kiloliter per hari. "Khusus kemarin penyaluran Solar sudah tembus 230 kiloliter dan stok solar masih tersedia,” katanya.
Sesuai aturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), kata Nurhidayanto, pembelian solar bersubsidi untuk kendaraan bermotor perseorangan roda empat dibatasi maksimal 60 liter per kendaraan.
Adapun kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda empat paling banyak mengisi 80 liter per kendaraan. Untuk kendaraan bermotor umum angkutan orang atau barang roda enam paling banyak mengisi 200 liter per hari per kendaraan.
Nurhidayanto memastikan penjualan solar bersubsidi bisa sesuai aturan BPH Migas karena seluruh pom bensin sudah terdigitalisasi. "Sebanyak 109 SPBU yang sudah terdigitalisasi, dan melakukan input rekap langsung pengisian solar bersubsidi sesuai yang ditetapkan BPH Migas,” tuturnya.
Tak hanya itu, Pertamina juga sudah berkoordinasi Polsek dan Dinas Perhubungan setempat agar SPBU di dalam Kota Padang yang ada solarnya hanya melayani penjualan Solar pada malam hari saja. "Kita juga menerapkan ketentuan pencatatan nopol” kata Nurhidayanto.
Lebih jauh ia juga mengimbau ke seluruh lapisan masyarakat untuk mengkonsumsi solar sesuai peruntukan. Ia berharap masyarakat mulai beralih ke bahan bakar berkualitas pengganti solar seperti Dexlite maupun Pertamina Dex yang sudah tersedia di SPBU Pertamina. Dengan begitu, alokasi kuota konsumen yang berhak atas solar subsidi tidak terganggu.
Comments